Catatan Ardi Tahu

Quote of Matahari Kering Bahkan matahari kering pun tak dapat membakar ingatan kita sampai berhenti memikirkan persamaan-persamaan itu.  Dia yang datang kemudian cuma hembusan angin lalu.  Ketika dedaunan dan ranting-ranting kembali tenang, itu tanda dia sudah berlalu.

Dusta itu ampuh dan kita bisa mengambil jarak dari kenyataan pahit.  Ini ajaran sesat, tapi boleh dicoba karena dirimu dan masalahmu hanyalah bagian terkecil dari semesta yang tiap waktu menggerakkan diri.  Dusta itu ampuh, obat tidur mujarab setelah sekian lama kau susah  merebahkan diri.  Boleh dicoba, sekedar merasakan ilustrasi taman firdaus.

Jika anda datang ke kota ini dan bertolak sedikit ke utara,  dapat kau jumpai sebuah bukit hasil “pahatan” alam. Namanya bukit cinta, tak jauh dari kediaman suprematur kota. Entah dari mana cerita bermula, maka bukit ini menyandang nama itu, yang pasti letaknya sungguh dekat dengan kediaman sang suprematur. Jika mampir pas senja selimuti kota, di kaki bukit bakal kau dapati sekian banyak pasangan muda, sedang bercengkerama memadu kasih nikmati laju waktu dan hari berlalu. Dari kaki bukit kau pandangi lautan biru nan indah, k au nikmati cakaran mentari senja, efek jingga merekah di ufuk barat. Lamat waktu berputar, akan terlihat cahaya lampion berjejer indah di pesisir pantai. Penduduk kota, orang pinggiran, menjemput malam dengan senyum merekah. Orang pesisir, orang-orang kecil, sambut hari berganti dengan hati ria, tak berubah, meski hari berganti warna. elBajo, September 2017

Kita kerap bermasalah  pada cara menyampaikan sesuatu. Persoalannya, kita ingin mempengaruhi orang lain.

Mari berbisik Puisimu berat, Tapi aku suka Puisimu berat, Mungkin ada aku di dalamnya

Kita hebat dalam satu hal, tapi jarang untuk dua hal sekaligus. Kita saling mencari dan menemukan, sebab tak cukup kuat lewati hari sendiri.

Senyummu selalu simpul Relief bibir itu mengatakannya Dipertegas sketsa wajahmu Dunia tak perlu tahu Karena bisa jadi masalah

Jika pikiran sudah bertuan, tentu tak dapat lagi seperti kawanan burung yang bebas kepakan sayap kemana suka.

Hujan sudah berhenti, cara rindu mengajakmu pulang Jika pun nanti turun lagi, rindu masih punya segudang cara lain Segeralah pulang, secangkir teh sudah menunggu di meja senja

Sepasang sepatu mini kubeli di toko loak pagi tadi teruntuk gadis kecilku yang baru saja genap setahun ulang tahun perdananya saat itu berlalu tanpa seremoni tapi ketahuilah, orang tua mana yang tak super bahagia  menyaksikan betapa 'kembang kecilnya' kini mekar berseri Toko loak supremasi barang murah, meski tidak semua meski murah, tapi layak dikenakan pada sepasang kaki mungilnya aku pilih yang paling unik, paling cantik aku pilih pake rasa dan sepenuh hati Sembari membayar kuselipkan sebait Doa: Tuhan, dia satu-satunya 'hartaku', titipan terindah-Mu gerakan hati kecilnya tuk bangga memiliki Ayah seperti hamba-Mu ini O yah, nama gadis kecilku Na'arah Odelia Gisela Grenda: "putri jantung hati kami pewaris janji suci" Rekas, September 2014

Ini dunia, namanya saja yang maya, isinya tetap keping-keping realitas, bahkan acap kali lebih jujur dari realitas.

Biasanya  mereka bercerita tentang cinta  tapi kontras kali ini  cinta bercerita tentang mereka  Biasanya mereka menulis pake imajinasi  dan sering memandang keluar,  tapi lain kali ini yang tersurat adalah isi hati  Biasanya mereka pandai meramu ilusi  dengan sedikit bumbu realitas sebagian terendap di balik teks tapi beda kali ini Hemm... rupanya mereka  sedang memandang kedalam dan itu bukan metafora

Kebenaran berwajah ganda, lantaran kita tak cukup berani. Hati yang terbelah, karena kita bermain api.

Hei...tanpa kritik, bagaimana engkau tahu rupamu kini?

Aku kembali saat kepercayaanmu telah pergi dan itu tidak penting Aku kembali  saat kau putuskan berhenti menunggu dan itu tidak penting Aku kembali saat yang tersisa cuma tumpukan kebencian dan itu tidak penting Aku memikirkanmu  bukan barang sekali dan itu tidak penting

Kenangan tidak  seperti bandul waktu, tak dapat begitu saja berlalu, bukankah begitu?

Tak banyak yang memilih jalan ini, bukankah begitu?